Rahasia Tuhan

Suatu hari di sebuah kota yang tidak terlalu ramai penduduknya, ada seorang wanita yang hidupnya sangat layak dan dia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Sebut saja Citra, wanita 20 tahun ini hidup bersama sang Ibu tercintanya dan seorang adik laki laki yang beda 2 tahun dengannya. Mereka hidup dalam suka dan duka, ayah ibunya sudah bercerai ketika Citra berumur 12 tahun dan sekarang ia membantu untuk menghidupi keluarga. Citra mempunyai seorang kekasih yang baik hati berhati malaikat, Jimmy. Mereka memang sudah menjalani hubungan asmaranya selama kurang lebih 5 tahun.

Sejak duduk dibangku SMP mereka berdua sangat dekat, bahkan sekelas! Dan ketika mereka menginjak jenjang SMA, mereka hanya pisah kelas selama setahun dan itupun kembali terjadi, mereka sekelas lagi! Setelah akhirnya mereka lulus dan benar-benar dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Citra yang memang asli anak orang Betawi dan Jimmy asli orang Jawa. Mereka meneruskan pendidikannya di dua kota yang berbeda dan memang tidak dekat. Jimmy mengambil jurusan pertambangan dan bertolak belakang dengan Citra , yaitu perhotelan. Mereka hanya sesekali pulang ke rumah untuk mengunjungi keluarga dan bertemu untuk menghabiskan waktu bersama.
“Dari tahun ke tahun komunikasi kita sedikit terhambat”
kata Citra saat mereka menghabiskan waktu bersama di sebuah rumah makan sederhana.
“tenang Citra, itu tidak akan membuat rasa sayangku ini pudar”
tegas Jimmy sambil memegang erat tangan Citra. Citra hanya tersenyum manis mendengar kata-kata kekasihnya itu.
“tapi, bagaimana jika kita tidak bisa bertemu lagi?”
seketika senyum manis itu hilang dari wajahnya. Jimmy yang tenang tetap menjawab pertanyaan kekasihnya dengan senyum hangatnya,
“kita akan terus bersama”
. Setelah 2 jam mereka berbincang, mereka memutuskan 3 hari lagi akan kembali untuk meneruskan kuliah.

Sederhana tapi mengesankan… Tiba-tiba hujan turun mengguyur kota senja hari. Citra dan Jimmy berlari menuju mobil untuk pulang. Dijalan terjadi percakapan yang kurang menyenangkan bagi Jimmy.
“jim, aku takut. Apakah rencana kita ini akan sukses?”
ujar Citra yang menggigil kedinginan.
“pasti jadi sayangku, aku akan berusaha untuk tetap membuatnya tetap jadi”
lagi lagi senyum manis yang keluar dari mimik wajah Jimmy membuat kekasihnya tenang.

Tiga haripun berlalu, mereka bersiap menghadapi ujian akhir dan skripsi. Mereka berangkat bersama dari terminal, tak lupa sungkem kepada kedua orang tua agar mendapat ridho skaligus membicarakan tentang rencana mereka ke depan. Isak tangis haru menyelimuti sekeliling rumah Citra. Mereka memang mendapatkan restu tersebut tetapi lagi-lagi kekasih Jimmy merasa ada yang ganjil.
“apakah bisa?”
Citra sambil menggerutkan dahinya.
“bisa sayangku, percayakan semua kepada Tuhan”
jawab Jimmy dengan nada sedikit menahan haru. Akhirnya mereka pun berangkat menuju kota masing-masing untuk menyelesaikan pendidikan.

Seminggu kemudian, mereka resmi menjadi sarjana. Memang, target yang mereka tempuh sudah terlampaui, tetapi ada salah satu kerabat dekat Jimmy yang diam-diam mengincar kekasihnya itu, walaupun ia tahu Jimmy amat sangat mencintainya dan bertekad melamar Citra. Hal itu diketahui oleh Jimmy, dan ia membicarakan baik-baik dengan kerabat dekatnya itu. Plan by Plan, akhirnya rencana dua sejoli itupun hampir terlaksana. Tanggal 20 Januari Jimmy meminta restu kepada ibunda Citra untuk mengambil Citra menjadi pasangan hidupnya. Prosesi itu berjalan dengan lancar. Begitupun dengan ayahanda dan ibunda Jimmy, mereka menyetujui. Hari tanggal jam untuk melaksanakan pernikahan matang siap di tangan Jimmy.

Entah mengapa, 1 bulan menjelang hari H, Jimmy merasa ada hal aneh di dalam dirinya. Mau tidak mau ia harus mendatangi rekannya dulu untuk bertanya mengenai hal ini. Entah tanpa sebab, Citra mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini. Emosionalnya menjadi sangat tinggi, dan terkadang dia bisa memarahi sang calon suaminya itu. Makin hari kesehatan Jimmy makin turun, sempat ia menginap di rumah sakit. Setelah ia keluar dari rumah sakit, terjadi masalah di rumahnya. Citra datang dengan air mata yang tidak sedikit membasahi wajahnya. Sementara bibit-bibit pertengkaran pun mulai muncul. Selang beberapa menit, emosi Citra sudah tidak terkontrol. Ia menginginkan mundur dari calon suaminya itu sampai Jimmy tidak bisa menahan lagi. Tanpa sadar Citra menangis lari keluar rumah dan keadaan jalanan ramai karna hari sudah sore. Sempat hal gila terjadi, Citra berhenti di tengah jalan dan menangis, dan dari arah berlawanan terdapat truk tronton besar yang melaju sekitar 70 km/jam.
“Citra, itu tindakan bodoh sayang”
berlarilah Jimmy keluar untuk menyelamatkan kekasihnya, malangnya Citra hanya di dorong menjauh ke tepi jalan, tetapi Jimmy terserempet truk tersebuh. Tanpa sadar sopir truk itu hanya meneruskan perjalanannya sebagaimana mestinya.

Hujanpun mulai turun deras, rasa penyesalan itu terus datang dan terus menghantui Citra. Sambil memangku kekasihnya yang sudah hampir sekarat kitu, dia menangis.
“aku sayang kamu Jim, maafkan aku, jangan tinggalin aku sekarang, kita bisa melanjutkan ini”
. Kata-kata itu terus terucap di bibir Citra dan dengan susahnya Jimmy membuka mata dan menjawab dengan tetap tersenyum bahagia
“jika ada orang yang berkata kepadamu, sayangkah ia, cintakah ia, itu pasti aku, aku lebih mencintaimu lebih dari yang kamu tahu sayang, tapi yakinlah, cinta kita pasti tetap ada dan berkembang, jangan menangis sayang… I love you honey”
, mata Jimmy perlahan tidak kuat menahan ini dan akhirnya sang Kholiq pun memanggilnya. Citra yang hanya bisa menangis memeluk kekasihnya itu, dan orang-orang mulai berkeluaran rumah untuk membantu dan saat itu juga hujan mulai reda. Semua orang berduka tanpa terkecuali.
Saat prosesi pemakaman, salah satu rekan terdeket alm.kekasihnya datang menghampiri Citra. Ia berkata,
“ Citra, kekasihmu 3 hari yang lalu datang kepadaku, ia menanyakan tentang keadaannya yang semakin hari semakin memburuk. Pada saat itu almarhum berkata bahwa ia sudah tidak kuat lagi, serasa sudah waktunya untuk pergi. Almarhum berpesan kepadaku untuk menjagamu, menyayangimu dan memberikan kebahagiaan kepada kamu Citra. Almarhum memintaku untuk menggantikan posisinya dalam pelaminan nanti . Itu amanah dari sahabatku.”
Setetes demi setetes air mata Citra jatuh, ia tidak mengira akan terjadi hal seperti itu kepada alm.kekasihnya. Ia berterima kasih kepada rekan sahabat almarhum dan tanpa sadar ia memeluknya serasa seperti kekasih sendiri.

Bulan demi bulan, kesedihan Citra tak kujung pudar. Malah kian menambah. Tony, sahabat alm.kekasihnya itu terus memberikan dukungan dan kasih sayang kepadanya. Akhirnya Citra sudah letih dengan semua ini, ia setuju untuk menikah dengan Tony sebab alm.kekasih Citra telah berpesan kepadanya. Pada saat di ruang rias, pengantin wanita meminta di tinggal sendiri di dalam kamar. Ia bercermin betapa cantiknya dirinya memakai gaun pengantin itu. Ia menangis di depan kaca rias sambil mengingat alm.calon suaminya itu. Tanpa sadar, seperti di alam mimpi, katakan saja arwah. Arwah Jimmy datang menghampirinya, tetapi Citra tidak sadar kehadiran itu. Jimmy menangis bahagia melihat calon istrinya dulu sudah cantik di dandani dengan gaun pengantin itu. Itulah impian Jimmy, melihat Citra bahagia dengan orang lain. Akhirnya Citra dipanggil untuk keluar ruang rias untuk melanjutkan prosesi akad nikah. Pada saat akad nikah berlangsung, dengan semangat calon suaminya itu menirukan ucapan akad nikah. Pada saat yang bersamaan, arwah Jimmy bersanding di sebelah Citra menatap akad nikah tersebut. Setelah selesai, penghulu menanyakan kepada para saksi apakah itu sah?
“sah, sah, sah”
ujar para saksi. Ketika para saksi mengatakan hal tersebut, setetes air mata Citra jatuh, begitupun dengan Jimmy. Ia sangat bahagia melihat kekasih hatinya dapat melalui proses ini dengan baik.
“Jimmy, aku sudah berkeluarga”
ujar Citra dalam hati berharap Jimmy mendengernya. Ada keajaiban, Jimmy memang mendengar dan tersenyum bahagia. Tetapi Tuhan menepuk bahu Jimmy,
“ayo Nak, ini sudah waktunya pergi, kau sudah melihatnya bahagia”
. Dengan berat hati Jimmy menjawab,
“beri aku waktu sebentar untuk berpamitan Tuhan dengannya.”
. Setelah semua selesai, Citra duduk sendirian di pintu masjid, ia merenung. Tak terasa ia mendengar sepatah kata di telinganya.
“assallamualaikum sayangku, aku pulang dulu, aku sayang kamu”
. Dan Citra pun tidak sengaja menjawab,
“wa’alaikum salam, aku juga sayang kamu”
, sekejap ia langsung menatap sekeliling, tetapi tidak ada orang. Hanya suaminya saja dan ia heran kepada istrinya.
“ada apa Citraku sayang?”
kata Tony, tetapi Citra hanya menggelengkan kepalanya dan lekas meninggalkan masjid dengan berat hati.

Jika kamu menyayangi seseorang, jangan sakiti ia. Sayangi dirinya seperti kamu menyeyangi dirimu sendiri. Dan jika kamu benar-benar meninggalkan, kelak kamu akan menyesal seumur hidup karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi karena ia begitu menyayangimu dan menganggapmu spesial. Baginya mencintai dengan sederhanalah yang membuatmu bahagia.
Posted on 2:27 AM by Ditra (Dito) and filed under | 8 Comments »

8 komentar:

Alexandrea Teguh mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 6:34:00 AM

Waaah.. Kisah ini mengispirasi saya ;) Memang dalam hidup ini kita pasti pernah mencintai/menyayangi/menyukai seseorang secara diam".. Cinta itu sederhana.. Yang penting, kita harus menyayangi seseorang dengan tulus dan tanpa pamrih.. Cinta itu tidak harus memiliki, kan? Jadi, berikanlah yang terbaik untuk orang yang kamu cintai ;)

Ditra (Dito) mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 6:37:00 AM

yap bener banget dek. setuju dengan argumen kamu. :) ya memang semua itu sudah ada yg mengatur, apa salahnya kita mencoba menjalaninya dengan "sederhana" ;)

Anonim mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 6:50:00 AM

wahhh.. kisah yang membuatku terharu..

Ditra (Dito) mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 6:53:00 AM

makasih adek narda. hehe jangan nangis kenceng kenceng ya dek :)

plukz mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 6:59:00 AM

hmmm..

kayaknya ada keselip curhatan di bagian2 awal cerita nih..hmmm..

naksir temen sekelas ya dek? :))

Ditra (Dito) mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 7:02:00 AM

wahahaha jadi malu mas. hihi
yaaa begitulah mas.
itu sudah ada kisah nyatanya mas hohoho :D

FIVI ARYANTI NURDIANA mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 7:04:00 AM

waaah keren dek dit , bikin berapa hari ? haha

Ditra (Dito) mengatakan... @ Rabu, Mei 11, 2011 7:06:00 AM

cuma 1 jam setengah mbak :D makasih. hehe tadi dapet inspirasi langsungan :)