Manco Jajanan Khas Trenggalek
Manco, itulah sebutan jajanan khas kota kripik tempe ini. Di kota Trenggalek, terdapat ratusan penjual dan produsen manco. Di antaranya Ibu Suyono dari Desa Ngantru. Beliau di bantu sang suaminya, Pak Suyono memproduksi jajanan unik ini. Pembuatannyapun tidak sesulit yang anda pikir. Hanya butuh modal tenaga, uang, semangat, dan waktu saja. Tanpa keluh kesak, Bu Suyono menekuni pekerjaannya. Setiap hari banyak pelanggan berdatangan ke rumah beliau untuk membeli dan memesan produk tersebut. "Ya semoga cuaca selalu cerah agar hasil manco maksimal" kata Bu Suyono dengan tegasnya. Cuaca juga mempengaruhi hasil akhir pada manco. Manco yang kekurangan panas atau "mati", tidak layak untuk dijual belikan.
Ini Manco yang masih di jemur, kira-kira 3 harilah. Kenyal-kenyal bentuknya, unik, simple, dan mantab!!!
Malam Senin kemarin (12/1), kami mengunjungi beliau untuk berwawancara seputar pembuatan manco, penjualan, dan sebagainya. Kami kira, rumah yang sangat sederhana itu tidak layak untuk menjadi tempat pembuatan manco. Ternyata kami salah. Beliau hanya butuh ruangan sekitar 3/4nya gedung Kartika (Gedung/Lapangan Futsal). Pembuatannyapun masih menggunakan cara tradisional, seperti tampah, kuali, serok, wajan, tumbu, kayu, panci, dan plastik. Itu yang membuat pelanggan setia.
Dalam seminggu, beliau bisa menjual sekitar 2000 bungkus manco.
"Ada salah satu konsumen bilang ke saya bahwa manco sebaiknya di beri rasa yang bermacam-macam, tapi saya biarkan saja. Itu membuat rasa manco tidak asli lagi seperti dahulu-dahulu." bantah Bu Suyono kepada kami.Ya benar, menurut saya pribadi rasa yang seperti itu (asli) membuat pelanggannya setia dan selalu ketagihan (saya juga :) ).
Sebenarnya jika kemasan yang di sajikan lebih menarik dan unik, pasti pelanggan lebih banyak menyukai dan membelinya lebih dari sebelumnya.
Terima kasih banyak kami hanturkan kepada beliau yang jasanya sangat besar untuk kota kami ini. Sukses selalu....
Jangan lupa beli manco ya, enak banget!!!
Posted on 4:01 AM by Ditra (Dito) and filed under
Indonesia
| 2 Comments »
Ini Manco yang masih di jemur, kira-kira 3 harilah. Kenyal-kenyal bentuknya, unik, simple, dan mantab!!!
Malam Senin kemarin (12/1), kami mengunjungi beliau untuk berwawancara seputar pembuatan manco, penjualan, dan sebagainya. Kami kira, rumah yang sangat sederhana itu tidak layak untuk menjadi tempat pembuatan manco. Ternyata kami salah. Beliau hanya butuh ruangan sekitar 3/4nya gedung Kartika (Gedung/Lapangan Futsal). Pembuatannyapun masih menggunakan cara tradisional, seperti tampah, kuali, serok, wajan, tumbu, kayu, panci, dan plastik. Itu yang membuat pelanggan setia.
Dalam seminggu, beliau bisa menjual sekitar 2000 bungkus manco.
"Ada salah satu konsumen bilang ke saya bahwa manco sebaiknya di beri rasa yang bermacam-macam, tapi saya biarkan saja. Itu membuat rasa manco tidak asli lagi seperti dahulu-dahulu." bantah Bu Suyono kepada kami.Ya benar, menurut saya pribadi rasa yang seperti itu (asli) membuat pelanggannya setia dan selalu ketagihan (saya juga :) ).
Sebenarnya jika kemasan yang di sajikan lebih menarik dan unik, pasti pelanggan lebih banyak menyukai dan membelinya lebih dari sebelumnya.
Terima kasih banyak kami hanturkan kepada beliau yang jasanya sangat besar untuk kota kami ini. Sukses selalu....
Jangan lupa beli manco ya, enak banget!!!
2 komentar:
wah.... baru tahu gue...
padahal gue orang nggalek. Dek, mbokya kalo ke sekolah bawa manco terus dibagi-bagi, biar makin terkenal..
wkwkwkwk
Nice Post
Wadouh.. Gimana lho mas nie? Asli nggalek malahan.. Malah aku yang bukan sali nggalek tau.. wah wah wah..
Klo di bagi di sekolah g'sip maz.. enakan di bawa sekolah, di makan sendiri ato sama temen2... seru itu. Manco kan memang udah terkenal ta maz???
Thanks...
Posting Komentar